#35
Lexi segera mengambil kardigan rajut yang ia gantung di balik pintu kamar ketika pesan dari Akil yang mengatakan bahwa lelaki itu telah sampai di lobby apartemen. Kurang dari 5 menit kemudian, Lexi akhirnya sampai di Loby yang berada di lantai 1. Ruangan itu tidak terlalu luas, terdapat beberapa sofa di sudut ruangan dan juga meja resepsionis tempat seorang satpam dengan seragam dan topi khasnya duduk disana. Lexi berjalan dari arah pintu yang berada di samping kiri meja resepsionis dan sedikit membungkukan kepalnya, memberi salam pada bapak satpam yang ia ketahui bernama Pak Yadi.
“Mba Lexi, itu ada tamu yang nungguin mba,” kata pak Yadi
“Oh iya pak, Makasih ya.” Lexi memberi senyum sebagai ucapan terimakasih.
Dari tempatnya saat ini, Lexi dapat melihat sosok Akil yang tengah terduduk disalah satu sofa, lelaki itu terlihat sedang fokus dengan handphone yang ada di genggamannya.
“Hai!” Lexi menepuk pundah Akil yang membuat lelaki itu mengalihkan atensinya dari layar handphone kepada Lexi yang saat ini tengah berdiri di sampingnya.
“Eh, hai Lex!”
“Lo baru banget balik?” Lexi berjalan ke arah sofa yang berada di depan Akil, lalu perempuan berambut panjang itu mendudukan diri disana.
“Iya, nih mau nganterin oleh-oleh. Gak banyak sih Lex, tapi semoga lo suka.” Akil mengusap tengkuknya.
“Makasih banget loh, ngerepotin segala sampe dibawain oleh-oleh.”
“Engga lah, ngrepotin apaan,” jawab Akil.
“Eh lo bener-bener baru nyampe langsung kesini apa gimana?” tanya Lexi lagi.
“Iya, keliatan banget ya?”
“Ya, lumayan sih, keliatan muka lu masih muka-muka turun dari pesawat.” Lexi tersenyum yang kemudian membuat lesung di kedua pipi Akil terlihat jelas, lelaki itu juga ikut tersenyum.
“Lex?”
“Ya?”
“Lo udah makan belom?”
“Makan siang? udah sih ini kan udah jam 3 sore.” Lexi melihat jam yang ada di handphonenya.
“Jangan bilang lo belom makan?” tanya Lexi sambil mengerutkan keningnya.
“E-eh iya sih, tadi ga sempet makan sebelum balik.”
“Astaga, makan sih, gila lo jam segini belom makan. Mau gue temenin?”
“Lo ga pa-pa temenin gue makan?”
“ya ga pa-pa lah, mau makan apa?”
Akil diam beberepa saat, ia berusa mengingat tempat makan apa yang tidak terlalu jauh dari lokasi apartemen Lexi ini, “Bebek Ali aja, gimana?”
“Boleh, eh gue naro ini dulu deh ya, sambil bawa dompet.” Lexi mengangkat totebag coklat berisi oleh-oleh yang Akil bawa.
“Oke.”