8
Waktu telah menunjukan pukul 2 lebih 50 menit ketika Lexi, untuk kesekian kalinya mengecek layar handphone yang saat ini tengah berada diatas meja berwarna coklat— serasi dengan warna bangku dan dekorasi cafe lainnya, sebenarnya Lexi masih mempunyai waktu 10 menit lagi sebelum janji temunya dengan seseorang, tetapi yang membuat Lexi sedikit panik yaitu baterai handphonenya yang tinggal tersisa 7%. Ini semua bisa terjadi karena keteledorannya yang telah ia lakukan berulang kali—selalu saja ada barang yang tertinggal—yang telah menjadi kebiasaannya sejak dulu, ya, kebiasaan yang amat sangat buruk.
Suasana cafe saat ini tidak terlalu ramai, total hanya ada 5 meja yang terisi, salah satunya meja yang saat ini Lexi tempati—berada tepat di pojok cafe, bersebelahan langsung dengan jendela yang mengarah pada halaman belakang cafe yang ditumbuhi banyak tanaman hijau. Tiga pengunjung lain menempati meja yang lebih depan, dekat dengan pintu masuk, sedangkan satu pengunjung lagi berada tepat di sebelah kanan meja yang Lexi tempati.
Orang yang menempati meja disamping Lexi terlihat sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya, Lexi mengalihkan pandangannya pada Handphone lelaki itu yang ditaruh di samping laptopnya. Dari tempatnya duduk, dapat Lexi lihat bahwa ia menggunakan Handphone dengan merk yang sama dengan Handphone yang Lexi gunakan, tanpa pikir panjang, Lexi bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri orang itu.
“Halo, mas, sorry ganggu,” sosok lelaki dengan rambut hitam itu mengalihkan pandangannya dari layar laptop menuju Lexi yang saat ini berdiri di sampingnya,
“Mas bawa charger handphone gak ya? ini handphone saya lowbat banget, terus saya kelupaan bawa charger.” Lanjut Lexi
“Oh, ada, sebentar,” lelaki dengan alis tebal itu mengeluarkan charger handphone berwarna putih dari dalam tasnya.
“Pinjem bentar, ya, mas. Makasih banget.”
“Iya.”