***
Malam ini udang saus mentega, cumi saus padang dan hidangan seafood lainnya yang ada di atas meja terasa sama persis seperti malama-malam lainnya ketika Nasya dan Papinya datang ke tempat makan ini. Tapi, kehadiran satu orang yang baru Nasya kenal 30 menit lalu berhasil membuat suasana di meja nomor 5 ini menjadi jauh berbeda. Bukan, bukan dalam konotasi yang negatif, tapi malah sebaliknya.
Cantik dan harum. Adalah impression pertama Nasya pada perempuan yang mengenalkan dirinya sebagai Ambar. Kak Ambar—begitu Nasya putuskan untuk memanggilnya dan langsung disetujui, bukanlah perempuan pertama yang dikenalkan Papinya. Tapi bukan berarti Papinya itu hobi gonta-ganti cewek. Sempat sekali papinya itu mengenalkan teman perempuannya pada Nasya, mungkin sekitar 3 tahun lalu. Tapi ternyata itu adalah pertemuan pertama dan terakhir Nasya dengan teman papinya itu. Jadi Nasya pastikan kalo hubungan papi dan teman perempuanya telah kandas di tengah jalan.
Saat itu Nasya yang masih duduk di bangku sekolah dasar masih belum paham kenapa papinya mengenalkan sosok perempuan asing yang harus Nasya panggil 'tante' tapi semakin berjalannya waktu Nasya mulai paham kalo mungkin sosok itu awalnya bisa saja menjadi calon 'ibu baru' buat Nasya. Tapi, setelah kejadian 3 tahun lalu itu, Papi sama sekali tidak pernah mengenalkan lagi sosok 'teman perempuan'-nya.
Dan malam ini, sosok Ambar yang tengah tertawa mendengar lelucon yang keluar dari Jovan entah kenapa membuat hati Nasya rasanya menghangat.
Selain tawa, malam ini juga ada banyak cerita dari ketiga orang yang duduk di meja nomer 5 ini. Cerita tentang Nasya yang tugas seni rupanya berhasil mendapat nilai paling besar di kelas, tentang Jovan yang baru membeli satu set perlengkapan bersepedah, atau cerita tentang gaun pertama yang Ambar buat saat masih duduk di bangku SMA dulu.
Mungkin terlalu awal bagi Nasya untuk berharap jika malam seperti ini—yang ia habiskan bukan hanya dengan papinya tapi juga ada Ambar di dalamnya, akan terus terjadi entah sampai kapan. Tapi untuk kali ini saja, Nasya memohon pada tuhan jika memang kebahagiaan ini bisa berlangsung lama, ia ingin minta semua itu.